Google Image |
Penasaran dengan jenis-jenis pondasi dangkal yang
banyak dipergunakan saat ini? Bagian dari struktur bangunan yang berguna
sebagai penopang beban bangunan yang didirikan di atasnya dinamakan pondasi.
Perlu diketahui, pondasi ini terletak di struktur bagian paling dasar
dan menjadi penghubung langsung antara bangunan dengan tanah. Jadi
keberadaan pondasi memegang peranan yang krusial pada keberlangsungan
suatu bangunan.
Proses pembuatan pondasi wajib memperhitungkan
analisis mekanis dan dimensi bangunan secara keseluruhan. Perhatikan
pula faktor-faktor kelayakan tanah seperti kondisi, jenis, dan
kekuatannya. Pondasi yang sederhana bisa diterapkan di tanah yang
mempunyai daya dukung bagus. Sebaliknya, tanah yang labil memerlukan
pondasi yang lebih spesifik.
Tahukah anda, berdasarkan tingkat kedalamannya
maka pondasi dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu pondasi dangkal dan
pondasi dalam. Pondasi dangkal adalah pondasi yang dibangun dengan
kedalaman maksimal tiga meter. Sedangkan pondasi dalam yaitu pondasi
yang memiliki kedalaman lebih dari tiga meter. Artikel ini akan membahas
seputar jenis-jenis pondasi dangkal dan karakteristiknya.
Pengertian Pondasi Dangkal
Pondasi dangkal merupakan pondasi yang mempunyai
kedalaman kurang dari 3 meter. Perhitungan tingkat kedalaman tersebut
didasarkan pada sepertiga dari ukuran lebar alas pondasi. Pondasi
dangkal hanya bisa digunakan pada tanah yang stabil, memiliki daya
dukung tinggi, dan bersifat keras. Selain itu, spesifikasi bangunan yang
akan didirikan di atasnya pun tidak boleh terlalu tinggi maupun terlalu
besar.
Di sisi lain, pondasi dangkal tidak
direkomendasikan untuk diaplikasikan pada tanah gambut atau tanah bekas
rawa. Hal ini dikarenakan saat dibuat di tanah yang tidak stabil, maka
pondasi ini tidak akan cukup mampu menopang bangunan sehingga berisiko
besar ambruk. Kalaupun terpaksa membuat pondasi dangkal di tanah yang
labil, maka tanah tersebut harus diperbaiki terlebih dahulu kekuatannya
memakai sistem cerucup atau tiang pancang yang ditanam di bawah pondasi.
Berdasarkan model strukturnya, pondasi dangkal terdiri dari 3 macam
yaitu pondasi menerus, pondasi setempat, dan pondasi sarang laba-laba.
Simak penjelasan berikut ini :
1. Pondasi Menerus
Pondasi menerus didirikan dengan bentuk persegi atau trapesium secara
memanjang. Oleh karena itu, pondasi ini juga dipakai untuk beban yang
berbentuk garis atau panjang seperti dinding dan kolom. Kelebihan dari
pondasi menerus yaitu beban bangunan ditopang secara merata oleh
pondasi. Sedangkan kekurangannya ialah memerlukan biaya yang besar,
pembuatannya relatif lama, dan kebutuhan tenaga kerjanya pun banyak.
Adapun beton menerus dibuat dari batu kali, batubata, atau beton kosong
yang dicampur dengan semen, pasir, dan kerikil.
Pondasi setempat merupakan pondasi yang dibuat di
satu titik tempat tertentu. Pondasi ini berfungsi untuk menopang beban
yang berfokus pada satu bidang misalnya kolom praktis, tiang kayu, dan
kolom struktural. Pondasi setempat dapat dibagi lagi menjadi pondasi
ompak batu yang dipakai untuk mendukung rumah sederhana, pondasi ompak
beton yang sering diterapkan pada rumah tradisional, serta pondasi pelat yang memiliki bentuk tingkatan.
Sesuai penamaannya, pondasi sarang laba-laba dibuat
meniru seperti sarang laba-laba yang berbentuk jaring melingkar. Pondasi
ini termasuk pondasi dangkal yang konvensional karena merupakan
perpaduan dari pondasi menerus, pondasi pelat, dan sistem perbaikan
tanah. Karakteristik dari pondasi sarang laba-laba yakni memanfaatkan
kekuatan tanah sebagai bagian dari struktur pondasi sehingga lebih
kokoh. Bahkan pondasi ini ideal diterakan pada bangunan-bangunan yang
mempunyai lantai lebih dari 8 tingkatan.
Pembuatan pondasi sarang laba-laba dimulai dengan
membangun pondasi pelat secara menerus. Kemudian di bagian bawah
pondasi tersebut dipasangi dengan rib dari beton bertulang yang
berukuran tegak,tipis, dan tinggi sehingga sekilas tampak membentuk
kotak terbalik. Berikutnya rib-rib tersebut diatur membentuk petak
segitiga yang kaku. Setelah itu, rongga kosong yang tercipta di bawah
plat antar-rib bisa diisi dengan pasir atau tanah lalu dipadatkan setiap
ketinggian 20 cm supaya daya dukungnya lebih besar.
No comments:
Post a Comment