Thursday, October 20, 2016

Kaca pada bangunan

Kaca Pada Bangunan
M. Ikhsanu Yaqin IB/DIII T.SIPIL 16613038

Seiring perkembangan zaman, makin banyak bahan bangunan yang unik. Salah satunya adalah kaca. Meskipun tidak bisa dibilang sepenuhnya baru karena sedari dulu kaca sudah digunakan oleh orang-orang pada bangunan. Tapi penambahan unsur kaca pada era ini menjadikan bangunan terlihat lebih modern dan canggih. Sebagai bahan bangunan, tentu saja kaca digunakan untuk meneruskan sinar matahari karena sifatnya yang bening. Tapi tidak berhenti di situ saja, masih banyak cara untuk mensiasati kaca sebagai bahan bangunan.
A.  Pengertian kaca
Tak kenal maka tak sayang, begitulah kata pepatah. Sebelum kita menaruh unsur kaca pada bangunan, kita harus mengenal kaca itu sendiri. Kaca adalah material padat yang merupakan zat cair yang sangat dingin, karena molekul-molekulya tersusun seperti air namun kohesinya membuat bentuknya menjadi stabil dan ini terjadi karena proses pendinginan yang sangat cepat. Hal inilah yang membuatnya menjadi transparan atau tembus pandang. Dengan pengertian lain, Kaca adalah amorf (non kristalin) material padat yang bening dan transparan (tembus pandang), biasanya rapuh atau mudah pecah.
B.  Komposisi kaca
Kaca dibuat dari silikon dioksida (SiO2) atau silika, Na2O atau soda, CaO atau gamping dan beberapa zat tambahan. Suhu lelehnya adalah 2.000 derajat celcius. Pasir kuarsa untuk membuat kaca haruslah yang hampir murni, kandungan besinya tidak boleh melebihi 0.45% karena dapat merusak warna kaca. Untuk soda terutama didapat dari soda abu padat (Na2CO3). Sedangkan untuk gamping  dari batu gamping serta gamping bakar dari dolomite. Sedangkan penambahan bahan-bahan tertentu bertujuan untuk memperkuat serta menambah sifat-sifatnya sehingga menjadikannya berbagai jenis kaca.
C.  Sifat kaca
Kaca yang digunakan dalam bangunan bersifat tembus pandang sehingga ia dapat meneruskan cahaya, itu juga berarti dapat meneruskan sinar matahari. Namun dalam aplikasinya tidak selalu dibuat tembus pandang akan tetapi dapat juga dibuat menjadi semi tembus pandang atau sama sekali tidak tembus pandang. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan sengaja saat pencetakannya maupun memodifikasinya. Dengan menempelkan stiker atau film adalah salah satu cara untuk membuat kaca menjadi tidak transparan.
Sifatnya yang dapat memantulkan cahaya dan dibuat seperti apapun ia tetap dapat meneruskan cahaya, walaupun akan berbeda ketajamannya antara jenis kaca yang satu dengan yang lainnya. Sifat yang menjadi kelemahannya adalah mudah pecah walaupun memang tahan terhadap zat kimia. Namun dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, kini sifat mudah pecah tersebut dapat diminimalisir. Misalnya saja jenis kaca tempered, sebelum pecah akan mengalami perubahan bentuk terlebih dahulu seperti melengkung atau bengkok. Sehingga jenis ini akan membuatnya lebih aman untuk digunakan pada bangunan. Namun jangan lupa, licin juga merupakan sifatnya.

D.  Pengaplikasian kaca pada bangunan
Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa sifat kaca salah satunya adalah tembus pandang, maka penerapan pada bangunan biasanya untuk pencahayaan atau penerangan di dalam ruangan. Dipasang pada pintu, jendela, maupun dengan bentuk yang lainnya, ini bertujuan untuk meneruskan cahaya matahari ke dalam bangunan. Sehingga walaupun tanpa lampu ruangan akan terang saat siang hari. Tentu saja hal ini akan menghemat energi bukan?. Selain itu dengan masuknya cahaya matahari ke dalam ruangan akan menghilangkan kelembaban. Seperti anak tangga misalnya, sebaiknya mendapat pencahayaan yang cukup agar tidak lembab. Jika anak tangga sering dalam keadaan lemab maka akan membuatnya licin dan ini sangat berbahaya, apalagi jika menggunakan kaca sebagai anak tangganya.
Penggunaan pada gedung bertingkat biasanya untuk menyelimutinya baik seluruhnya maupun hanya sebagian atau hanya pada bagian tertentu saja. Gedung yang berselimut kaca akan menghadirkan kesan mewah dan megah, tentu ini akan menonjolkan kesan tersendiri pada bangunan tersebut. Akan tetapi pada zaman sekarang, penggunaan pada bangunan telah mengalami perkembangan, walaupun kaca masih memerlukan bahan bangunan lain untuk menemaninya. Kaca belum bisa berdiri sendiri atau dengan kata lain belum dapat dijadikan sebagai struktur bangunan, hal ini karena sifatnya yang mudah pecah.


No comments:

Post a Comment