Saturday, November 12, 2016

perencanaan




Dasar-Dasar Perencanaan Pembangunan

Perencanaan bangunan rumah dan bangunan gedung yang dimuat
dalam pedoman teknis ini mempertimbangkan:

a. Kondisi alam (termasuk keadaan geologi dan geofisik yang
digambarkan oleh peta gempa pada Gambar 1), kondisi teknik,
dan keadaan ekonomi pada suatu daerah dimana bangunan
gedung dan rumah ini akan dibangun,

b. Standar Nasional Indones
ia (SNI) yang terkait dengan
perencanaan struktur bangunan rumah dan gedung, seperti
SNI-SNI yang tercantum dalam butir 1.2 Acuan Normatif dari
pedoman teknis ini.

c. Kerusakan-kerusakan akibat gempa bumi yang pernah terjadi
pada rumah dan gedung dari hasil penelitian yang telah dilakukan
di Indonesia.

d. Sistem struktur untuk bangunan gedung dan rumah tinggal pada
umumnya hanya mengunakan dua macam sistem struktur, yaitu:

1) Struktur dinding pemikul;
2) Struktur rangka pemikul yang terdiri dari struktur rangka
sederhana dengan dinding pengisi untuk menahan beban
lateral (beban gempa) secara bersama-sama, dan struktur
rangka balok dan kolom kaku untuk menahan beban lateral
(dinding pengisi tidak diperhitungkan memikul beban).
Kadar kecocokan sistem struktur
terhadap gempa yang dinyatakan:

a. Sangat cocok, bila bangunan gedung dan rumah dibuat dengan
mengunakan sistem struktur r
angka kaku, baik menggunakan
bahan beton bertulang, baja, dan kayu dengan perkuatan silang.
Bangunan gedung dan rumah ti
nggal yang dibangun dengan
sistem struktur ini memberikan karakteristik berat bangunan ringan
dan memiliki daya tahan yang tinggi terhadap beban gempa.

b. Cukup cocok, bila bangunan gedung dan rumah dibuat dengan
mengunakan sistem struktur rangka sederhana dengan dinding
pengisi, baik rangka yang dibuat dari bahan kayu maupun beton
bertulang dengan dinding pengisi dari bahan bata merah atau
batako. Bangunan gedung dan rumah tinggal yang dibangun
dengan sistem struktur ini mem
berikan karakteristik: berat
bangunan sedang; daya tahan sedang terhadap beban gempa;
dan memiliki daktilitas sedang.

c. Kurang cocok, bila ban
gunan gedung dan ru
mah dibuat dengan
menggunakan sistem struktur dinding pemikul: pasangan bata
merah tanpa perkuatan tetapi memakai roollag horisontal;
pasangan batako tanpa tulangan tetapi memakai roollag
horisontal; dan pasangan batu kali dengan roollag horisontal.
Bangunan rumah tinggal yang dibangun
dengan sistem struktur ini
memberikan karakteristik: berat se
kali; hanya memiliki sedikit daya
tahan terhadap gaya gempa; dan me
miliki daktilitas yang kecil.

d. Tidak cocok, bila bangunan gedung dan rumah dibuat dengan
mengunakan sistem struktur dinding pemikul: pasangan bata
merah tanpa perkuatan; pasangan ba
tako tanpa tulangan; dan
pasangan batu kali. Bangunan gedung dan rumah tinggal yang
dibangun dengan sistem struktur ini memberikan karakteristik:
berat sekali; hampir tidak memiliki daya tahan terhadap gaya
gempa; hampir tidak memiliki daktilitas yang kecil.
Taraf keamanan minimum untuk bangunan gedung dan rumah tinggal
yang masuk dalam kategori bangunan tahan gempa, yaitu yang
memenuhi berikut ini:

a. Bila terkena gempa bumi yang lemah, bangunan tersebut tidak
mengalami kerusakan sama sekali.

b. Bila terkena gempa bumi sedang, bangunan tersebut boleh rusak
pada elemen-elemen non-struktural, tetapi tidak boleh rusak pada
elemen-elemen struktur.

c. Bila terkena gempa bumi yang sangat kuat: bangunan tersebut
tidak boleh runtuh baik sebagian maupun seluruhnya; bangunan
tersebut tidak boleh mengalami kerusakan yang tidak dapat
diperbaiki; bangunan tersebut boleh mengalami kerusakan tetapi
kerusakan yang terjadi harus dapat diperbaiki dengan cepat
sehingga dapat berfungsi kembali.

No comments:

Post a Comment