Dasar-Dasar
Perencanaan Pembangunan
Perencanaan bangunan rumah dan
bangunan gedung yang dimuat
dalam pedoman teknis ini
mempertimbangkan:
a. Kondisi alam (termasuk keadaan
geologi dan geofisik yang
digambarkan oleh peta gempa pada
Gambar 1), kondisi teknik,
dan keadaan ekonomi pada suatu
daerah dimana bangunan
gedung dan rumah ini akan dibangun,
b. Standar Nasional Indones
ia (SNI) yang terkait dengan
perencanaan struktur bangunan rumah
dan gedung, seperti
SNI-SNI yang tercantum dalam butir
1.2 Acuan Normatif dari
pedoman teknis ini.
c. Kerusakan-kerusakan akibat gempa
bumi yang pernah terjadi
pada rumah dan gedung dari hasil
penelitian yang telah dilakukan
di Indonesia.
d. Sistem struktur untuk bangunan
gedung dan rumah tinggal pada
umumnya hanya mengunakan dua macam
sistem struktur, yaitu:
1) Struktur dinding pemikul;
2) Struktur rangka pemikul yang terdiri
dari struktur rangka
sederhana dengan dinding pengisi
untuk menahan beban
lateral (beban gempa) secara
bersama-sama, dan struktur
rangka balok dan kolom kaku untuk
menahan beban lateral
(dinding pengisi tidak
diperhitungkan memikul beban).
Kadar kecocokan sistem struktur
terhadap gempa yang dinyatakan:
a. Sangat cocok, bila bangunan
gedung dan rumah dibuat dengan
mengunakan sistem struktur r
angka kaku, baik menggunakan
bahan beton bertulang, baja, dan
kayu dengan perkuatan silang.
Bangunan gedung dan rumah ti
nggal yang dibangun dengan
sistem struktur ini memberikan
karakteristik berat bangunan ringan
dan memiliki daya tahan yang tinggi
terhadap beban gempa.
b. Cukup cocok, bila bangunan gedung
dan rumah dibuat dengan
mengunakan sistem struktur rangka
sederhana dengan dinding
pengisi, baik rangka yang dibuat
dari bahan kayu maupun beton
bertulang dengan dinding pengisi
dari bahan bata merah atau
batako. Bangunan gedung dan rumah
tinggal yang dibangun
dengan sistem struktur ini mem
berikan karakteristik: berat
bangunan sedang; daya tahan sedang
terhadap beban gempa;
dan memiliki daktilitas sedang.
c. Kurang cocok, bila ban
gunan gedung dan ru
mah dibuat dengan
menggunakan sistem struktur dinding
pemikul: pasangan bata
merah tanpa perkuatan tetapi memakai
roollag horisontal;
pasangan batako tanpa tulangan
tetapi memakai roollag
horisontal; dan pasangan batu kali
dengan roollag horisontal.
Bangunan rumah tinggal yang dibangun
dengan sistem struktur ini
memberikan karakteristik: berat se
kali; hanya memiliki sedikit daya
tahan terhadap gaya gempa; dan me
miliki daktilitas yang kecil.
d. Tidak cocok, bila bangunan gedung
dan rumah dibuat dengan
mengunakan sistem struktur dinding
pemikul: pasangan bata
merah tanpa perkuatan; pasangan ba
tako tanpa tulangan; dan
pasangan batu kali. Bangunan gedung
dan rumah tinggal yang
dibangun dengan sistem struktur ini
memberikan karakteristik:
berat sekali; hampir tidak memiliki
daya tahan terhadap gaya
gempa; hampir tidak memiliki
daktilitas yang kecil.
Taraf keamanan minimum untuk
bangunan gedung dan rumah tinggal
yang masuk dalam kategori bangunan
tahan gempa, yaitu yang
memenuhi berikut ini:
a.
Bila terkena gempa bumi yang lemah, bangunan tersebut tidak
mengalami kerusakan sama sekali.
b.
Bila terkena gempa bumi sedang, bangunan tersebut boleh rusak
pada elemen-elemen non-struktural,
tetapi tidak boleh rusak pada
elemen-elemen struktur.
c.
Bila terkena gempa bumi yang sangat kuat: bangunan tersebut
tidak boleh runtuh baik sebagian
maupun seluruhnya; bangunan
tersebut tidak boleh mengalami
kerusakan yang tidak dapat
diperbaiki; bangunan tersebut boleh
mengalami kerusakan tetapi
kerusakan yang terjadi harus dapat
diperbaiki dengan cepat
sehingga dapat berfungsi kembali.
No comments:
Post a Comment