Friday, November 11, 2016

KONSISTENSI TANAH



KONSISTENSI TANAH
Oleh Rahmadina Alliah / 16613020
 
google image
Konsistensi merupakan sifat fisik tanah yang menunujukkan derajat adhesi dan kohesi partikel tanah pada berbagai tingkat kelengasan tanah.
Konsistens suatu tanah harus diketahui secara tepat agar pengolahan tanah dapat dilakukan dengan baik berdasarkan hakikatnya. Mengetahui tentang konsistensi suatu tanah itu sangat penting karena apabila lahan pertanian diketahui konsistensi tanahnya akan mudah diolah dan perlakuan terhadap tanah pertanian bisa sesuai dan mendapatan hasil pertanian bisa sesuai dan mendapatkan hasil pertanian yang maksimal.

Untuk menentukan nilai konsistensi tanah dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu : Kualitatif dan  kuantitatif dengan pendekatan angka-angka Atteberg. Penentuan konsistensi tanah ini mempunyai hubungan antara kadar lengas dan konsistensi tanah. Dan dari selisih angka Atterberg dapat ditentukan Jangka olah, Indeks plastisitas, Persediaan air maksimum, dan Surplus.

Konsistensi tanah didefinisikan sebagai kekuatan dan gaya kohesif alami tanah serta resistansi tanah terhadap disintegrasi mekanik, deformasi dan pemecahan (rupture) struktur tanah. Faktor utama yang mempengaruhi konsistensi tanah adalah tekstur tanah terutma kandungan lempungnya dan kondisi kelengasan tanah atau kadar air tanah (kerin, lembab, basah). Konsistensi tanah penting untuk menentukan cara dalam tanah dn juga penting bagi penetrasi akar tanaman di lapisan bawah dan kemampuan tanah menyimpan lengas (Mawardi, 2011).

Tanah yang memiliki konsistensi baik biasanya mudah diolah dan tidak melekat pada alat pengolah tanah. Penentuan sifat tanah harus disesuaikan dengan keadaan tanah tersebut karena tanah dapat ditemuan dalam keadaaan lembab, basah , kering. dalam keadaan basah, tanah dibedakan kedalam konsistensi gembur (mudah diolah) sampai tegh (agak sulit dicangkul). Dalam keadaan kering tanah dibedakan edalam konsistensi lunak sampai kering. Dalam keadaan basah dibedakan plastisitasnya yaitu dari plastis sampai tidak plastis atau kelekatannya yaitu dari tidak lekat sampai lekat (Hardjowigeno, 1992).

Dalam penentuan konsistensi tanah terdapat dua cara yaitu di lapangan dan laboratorium dengan pendekatan angka-anga Atterberg. Konsistensi basah dapat diamati saat tanah berada diatas kapasitas lapangan atau dalam keadaan basah. Pengamatan dilakukan dengan menentukan kelekatan (kelekatan bahan tanah saat ditekan antara jari dan telunjuk) dan plastisitas (bahan tanah diubah bentuknya seperti sosis atau cacing). Konsistensi lembab dapat diamati pada saat kondisi kandungan lengas kurang lebih antara kering angin dan kapasitas lapangan. Penentuan konsistensi lembab dilakuakn dengan cara memecahkan agregat (bongkah) dalam keadaan kering angin menggunakan ibu jari dan telunjuk atau mengguanakn tangan. Jenis tanah tertentu mempunyai konsistensi yang tidak sulit atau sesua dengan kriteria sehingga pengamat harus mengamati konsistensi berbeda (Sutanto, 2005).

Konsistensi tanah di laboratorium dapat diukur berdasarkan angka-anga atterberg. Angka – angka Atterberg adalah persentase berat kandungan air (lengas tanah) saat terjadinya perubahan konsistensi tanah secara nyata. Batas konsistensi tanah dari kondisi kerin ke kondisi basah yaitu : Batas Cair (BC), batas lekat (BL), dan batas berubah warna (BBW). Dari angka-angka Atterberg tersebut dapat ditentukan Jangka Olah (JO), indeks plastisitas (IP), Persediaan air masimum(PAM), dan surplus (Foth, et al, 1958). Angka – angka Atterberg kurang sesuai jika digunakan dalam bidang pertanian karena angka – anka Atterberg bersifat statis atau hanya menggambarkan hubunan antara tanah dan air, sedangkan kegiatan pertanian berhubungan dengan makhluk hidup yakni tanaman (Mawardi, 2011).

Secara umum konsistensi tanah berupa consistency of dry soil, consistency of most soil, consistency of wet soil, consistency of cemented soil. Konsistensi tanah berguna dalam penaksiran aliran tanah dibawah tekanan (berat bagunan, getaran pada jalan raya). Biasanya penukuran konsistensi tanah di laboratorium secara spesifik akan menambah ketelitian perkiraan suatu konsistensi tanah (Donahue, et al, 1977).

Sumber :
Donahue, Roy.L, Raymond. W, and John.C. 1977. Soils an introduction to soils and planth growth. Prentice – Hall, Inc. United States of America.
Hardjowigeno, Sawono. 1992. Ilmu tanah. PT.Mediyatama sarana perkasa. Jakarta.
Mawardi, M. 2011. Tanah – air – tanamn : asa irigasi dan konservasi air. Bursa ilmu. Yogyakarta.
Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-dasr ilmu tanah knsep dan kenyataan. Kanisisus. Yogyakarta

No comments:

Post a Comment