KONSISTENSI
TANAH
Oleh Rahmadina Alliah / 16613020
Konsistensi
merupakan sifat fisik tanah yang menunujukkan derajat adhesi dan kohesi
partikel tanah pada berbagai tingkat kelengasan tanah.
Konsistens suatu tanah
harus diketahui secara tepat agar pengolahan tanah dapat dilakukan dengan baik
berdasarkan hakikatnya. Mengetahui tentang konsistensi suatu tanah itu sangat penting
karena apabila lahan pertanian diketahui konsistensi tanahnya akan mudah diolah
dan perlakuan terhadap tanah pertanian bisa sesuai dan mendapatan hasil
pertanian bisa sesuai dan mendapatkan hasil pertanian yang maksimal.
Untuk
menentukan nilai konsistensi tanah dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
Kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan angka-angka Atteberg.
Penentuan konsistensi tanah ini mempunyai hubungan antara kadar lengas dan
konsistensi tanah. Dan dari selisih angka Atterberg dapat ditentukan Jangka
olah, Indeks plastisitas, Persediaan air maksimum, dan Surplus.
Konsistensi
tanah didefinisikan sebagai kekuatan dan gaya kohesif alami tanah serta
resistansi tanah terhadap disintegrasi mekanik, deformasi dan pemecahan (rupture)
struktur tanah. Faktor utama yang mempengaruhi konsistensi tanah adalah tekstur
tanah terutma kandungan lempungnya dan kondisi kelengasan tanah atau kadar air
tanah (kerin, lembab, basah). Konsistensi tanah penting untuk menentukan cara
dalam tanah dn juga penting bagi penetrasi akar tanaman di lapisan bawah dan
kemampuan tanah menyimpan lengas (Mawardi, 2011).
Tanah
yang memiliki konsistensi baik biasanya mudah diolah dan tidak melekat pada
alat pengolah tanah. Penentuan sifat tanah harus disesuaikan dengan keadaan tanah
tersebut karena tanah dapat ditemuan dalam keadaaan lembab, basah , kering.
dalam keadaan basah, tanah dibedakan kedalam konsistensi gembur (mudah diolah)
sampai tegh (agak sulit dicangkul). Dalam keadaan kering tanah dibedakan edalam
konsistensi lunak sampai kering. Dalam keadaan basah dibedakan plastisitasnya
yaitu dari plastis sampai tidak plastis atau kelekatannya yaitu dari tidak
lekat sampai lekat (Hardjowigeno, 1992).
Dalam
penentuan konsistensi tanah terdapat dua cara yaitu di lapangan dan laboratorium
dengan pendekatan angka-anga Atterberg. Konsistensi basah dapat diamati saat
tanah berada diatas kapasitas lapangan atau dalam keadaan basah. Pengamatan
dilakukan dengan menentukan kelekatan (kelekatan bahan tanah saat ditekan
antara jari dan telunjuk) dan plastisitas (bahan tanah diubah bentuknya seperti
sosis atau cacing). Konsistensi lembab dapat diamati pada saat kondisi
kandungan lengas kurang lebih antara kering angin dan kapasitas lapangan.
Penentuan konsistensi lembab dilakuakn dengan cara memecahkan agregat (bongkah)
dalam keadaan kering angin menggunakan ibu jari dan telunjuk atau mengguanakn
tangan. Jenis tanah tertentu mempunyai konsistensi yang tidak sulit atau sesua
dengan kriteria sehingga pengamat harus mengamati konsistensi berbeda (Sutanto,
2005).
Konsistensi
tanah di laboratorium dapat diukur berdasarkan angka-anga atterberg. Angka –
angka Atterberg adalah persentase berat kandungan air (lengas tanah) saat
terjadinya perubahan konsistensi tanah secara nyata. Batas konsistensi tanah dari
kondisi kerin ke kondisi basah yaitu : Batas Cair (BC), batas lekat (BL), dan
batas berubah warna (BBW). Dari angka-angka Atterberg tersebut dapat ditentukan
Jangka Olah (JO), indeks plastisitas (IP), Persediaan air masimum(PAM), dan
surplus (Foth, et al, 1958). Angka – angka Atterberg kurang sesuai
jika digunakan dalam bidang pertanian karena angka – anka Atterberg bersifat
statis atau hanya menggambarkan hubunan antara tanah dan air, sedangkan
kegiatan pertanian berhubungan dengan makhluk hidup yakni tanaman (Mawardi,
2011).
Secara
umum konsistensi tanah berupa consistency of dry soil, consistency
of most soil, consistency of wet soil, consistency of
cemented soil. Konsistensi tanah berguna dalam penaksiran aliran tanah
dibawah tekanan (berat bagunan, getaran pada jalan raya). Biasanya penukuran
konsistensi tanah di laboratorium secara spesifik akan menambah ketelitian
perkiraan suatu konsistensi tanah (Donahue, et al, 1977).
Donahue, Roy.L, Raymond. W, and John.C. 1977. Soils an introduction to soils and planth growth. Prentice – Hall, Inc. United States of America.
Hardjowigeno, Sawono. 1992. Ilmu tanah. PT.Mediyatama sarana perkasa. Jakarta.
Mawardi, M. 2011. Tanah – air – tanamn : asa irigasi dan konservasi air. Bursa ilmu. Yogyakarta.
Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-dasr ilmu tanah knsep dan kenyataan. Kanisisus. Yogyakarta
No comments:
Post a Comment