Drainase
Mukhtar/16613018
Drainase atau pengatusan adalah pembuangan massa air
secara alami atau buatan dari permukaan atau bawah permukaan dari suatu tempat.
Pembuangan ini dapat dilakukan dengan mengalirkan, menguras, membuang, atau
mengalihkan air. Irigasi dan
drainase merupakan bagian penting dalam penataan sistem penyediaan air di
bidang pertanian
maupun tata ruang.
Saluran drainase sering kali
dirujuk sebagai drainase saja karena secara teknis hampir semua drainase
terkait dengan pembuatan saluran. Saluran drainase permukaan biasanya berupa parit , sementara untuk bawah tanah
disebut gorong-gorong di bawah
tanah.
Sistem jaringan drainase perkotan
umumnya dibagi atas 2 bagian, yaitu :
1.
Sistem Drainase Mayor
Sistem drainase mayor yaitu sistem
saluran/badan air yang menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah
tangkapan air hujan (Catchment Area). Pada umumnya sistem drainase mayor ini
disebut juga sebagai sistem saluran pembuangan utama (major system) atau
drainase primer. Sistem jaringan ini menampung aliran yang berskala besar dan
luas seperti saluran drainase primer, kanal-kanal atau sungai-sungai.
Perencanaan drainase makro ini umumnya dipakai dengan periode ulang antara 5 sampai
10 tahun dan pengukuran topografi yang detail mutlak diperlukan dalam
perencanaan sistem drainase ini.
2.
Sistem Drainase Mikro
Sistem
drainase mikro yaitu sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase yang
menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan. Secara keseluruhan
yang termasuk dalam sistem drainase mikro adalah saluran di sepanjang sisi
jalan, saluran/selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong-gorong, saluran
drainasekota dan lain sebagainya dimana debit air yang dapat ditampungnya tidak
terlalu besar.
Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa ulang 2, 5 atau 10 tahun tergantung pada tata guna lahan yang ada. Sistem drainase untuk lingkungan permukiman lebih cenderung sebagai sistem drainase mikro
Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa ulang 2, 5 atau 10 tahun tergantung pada tata guna lahan yang ada. Sistem drainase untuk lingkungan permukiman lebih cenderung sebagai sistem drainase mikro
Arahan dalam
pelaksanaan penyediaan sistem drainase adalah :
a.
Harus dapat diatasi dengan biaya ekonomis.
b.
Pelaksanaannya tidak menimbulkan dampak sosial yang berat.
c.
Dapat dilaksanakan dengan teknologi sederhana.
d.
Memanfaatkan semaksimal mungkin saluran yang ada.
e.
Jaringan drainase harus mudah pengoperasian dan pemeliharannya
f.
Mengalirkan air hujan ke badan sungai yang terdekat.
Macam saluran untuk
pembuangan air dapat dibedakan menjadi :
1. Saluran Air Tertutup
a.
Drainase Bawah Tanah Tertutup, yaitu saluran yang menerima air limpasan dari
daerah yang diperkeras maupun yang tidak diperkeras dan membawanya ke sebuah
pipa keluar di sisi tapak (saluran permukaan atau sungai), ke sistem drainase kota.
b.
Drainase Bawah Tanah Tertutup dengan tempat penampungan pada tapak, dimana
drainase ini mampu menampung air limpasan dengan volume dan kecepatan yang
meningkat tanpa menyebabkan erosi dan kerusakan pada tapak.
2.Saluran Air Terbuka
Merupakan saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaan bebas. Pada saluran air terbuka ini jika ada sampah yang menyumbat dapat dengan mudah untuk dibersihkan, namun bau yang ditimbulkan dapat mengurangi kenyamanan. Menurut asalnya, saluran dibedakan menjadi :
Merupakan saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaan bebas. Pada saluran air terbuka ini jika ada sampah yang menyumbat dapat dengan mudah untuk dibersihkan, namun bau yang ditimbulkan dapat mengurangi kenyamanan. Menurut asalnya, saluran dibedakan menjadi :
a.
Saluran Alam ,meliputi selokan kecil, kali, sungai kecil dan sungai besar
sampai saluran terbuka alamiah.
b.
Saluran Buatan ,seperti saluran pelayaran, irigasi, parit pembuangan, dan
lain-lain. Saluran terbuka buatan mempunyai istilah yang berbeda-beda antara
lain :
·
Saluran (canal) : biasanya panjang dan merupakan selokan landai yang dibuat di
tanah, dapat dilapisi pasangan batu/tidak atau beton, semen, kayu maupu aspal.
·
Talang (flume) : merupakan selokan dari kayu, logam, beton/pasangan batu,
biasanya disangga/terletak di atas permukaan tanah, untuk mengalirkan air
berdasarkan perbedaan tinggi tekan.
·
Got miring (chute) : selokan yang curam.
·
Terjunan (drop) : seperti got miring dimana perubahan tinggi air terjadi dalam
jangka pendek.
·
Gorong-gorong (culvert) : saluran tertutup (pendek) yang mengalirkan air
melewati jalan raya, jalan kereta api, atau timbunan lainnya.
No comments:
Post a Comment